Sabtu, 29 Agustus 2015

Video Penambang Batu Madu Madura Anti Racun



Setelah menelusuri perbukitan dikampung Kolpoh Desa Ba'engas Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan bersama dan ditemani oleh Stekjen Dewan Adat Madura KH Amin Nawani dan Aparat Sekretaris Desa Ba'engas Moh. Djamil, kami tiba dilokasi tersebut sekitar pukul 21.00 WIB.

Terlihat para penambang batu sedang bergelut dengan batu-batuan dibukit yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama Bukit Bhawono sebetulnya diambil dari nama seorang Tokoh Penyebar Agama Islam didaerah tersebut yang bernama SING ALAKSONO/SINGOLAKSONO adalah Cucu dari Putro Manggolo Anom dari Putranya yang bernama Ardiba (dikenal sebagai Adi Pati Bupati Bhang Kulon) Ardiba adalah Tokoh pembaharuan dizamannya dengan diberi sebidang tanah yang kemudian daerah itu dikenal dengan nama daerah "Larangan" (daerah yang terlarang) di sekitar Desa Bunajih - Ba'engas - Bringen dan Sukolilo Timur Kecamatan Labang sebagaimana yang divisualisasikan ini.



Harapan kami dengan  terdokumentasinya kegiatan ini bukan semata-mata karena saat ini lagi booming Batu Akik, namun daerah tersebut adalah perbukitan Batu yang tidak memungkinkan ditanami sejenis Palawija apalagi tanaman padi...!!!

Berikut ini cuplikan Video Penambang Batu Madu Madura Anti Racun :




Share:

Batu Madu Madura Bio Magnetik



Masyaallah...ternyata "BHANGASEPPO" kita tidak menelantarkan "SANAKPOTOH" sekalipun berada didataran pegunungan yg tak mungkin ditanami tanaman sejenis Polowijo dan lainnya...beliau hanya menyisakan Bukit Batu didaerah 4 Desa yaitu Desa Ba'engas, Desa Bunajih, Desa Bringen dan Desa Sukolilo Timur serta Desa Petapan yang merupakan cikal bakal beberapa Pemimpin Madura di Bangkulon...melalui Media MADURACORNER.com agar mudah diketahui oleh masyarakat khalayak ramai...Banggalah jadi Orang Madura...!!!












Share:

Jumat, 21 Agustus 2015

Tukang Cukur Madura Pada Era Kolonial di Surabaya

Rambut merupakan mahkota bagi manusia. Dari rambut inilah kita bisa merubah penampilan seseorang dan bisa juga membuat sebuah ekspresi politik sebagai bentuk perlawanan terhadap status quo. Rambut juga menjadi sebuah simbol kesehatan yang dimanfaatkan oleh beberapa produk kecantikan untuk menjual barang mereka. Dengan kata lain bahwa rambut memiliki makna budaya dengan berbagai macam ragamnya. Oleh karena itu aktivitas mencukur rambut bukan hanya semata-mata merupakan suatu rutinitas untuk memendekan rambut, tetapi memiliki makna lebih dari itu.

Share:

Rabu, 12 Agustus 2015

Profil Bupati Bangkalan ke 3 - RAA. Soerjowinoto / Wali Negara

R.A.A. Tjakraningrat (Soerjowinoto/Suryowinoto) lahir pada tahun 1886 dan merupakan putra dari Bupati Bangkalan I (Pangeran Tjakraadiningrat) dan juga merupakan adik dari Bupati Bangkalan II yakni R.A.A. Tjakraningrat / R.A.A. Soerjonegoro.

R.A.A. Tjakraningrat (Soerjowinoto/Suryowinoto) adalah suami dari Ray. Ayu Saleha Tjakraningrat dan Aisyah Tjakraningrat. Dari perkawinan dengan Ray. Ayu Saleha Tjakraningrat menghasilkan putra yang bernama MR. RAA M. SIS Cakraningrat, RAA Roeslan Tjakraningrat, sedangkan dari perkawinan dengan Aisyah Tjakraningrat menghasilkan putra bernama M. Zainal Tjakraningrat dan M. Pratanu Tjakraningrat.

Beliau mendapat gelar pada tahun 1920 dari R.A.A Soerjowinoto menjadi R.A.A. Tjakraningrat. Kemudian pada tahun Tahun 1918 - 1945, menggantikan kakaknya (R. AA Soerjonegoro), menjadi Bupati Bangkalan III.


Pada jaman gencatan senjata antara RI vs Belanda (pada saat itu sudah RIS), namun keadaan Madura pada waktu itu begitu memprihatinkan, karena pasokan beras, pakaian dll dari Jawa Timur tidak bisa masuk ke Madura. 

Pada Bulan Pebruari 1948 dideklarasikan Negara Madura (masuk dalam RIS) dan R.A.A. Tjakraningrat ditunjuk sebagai Wali Negara Madura. Hingga pada akhir tahun 1949 ada gerakan demonstrasi dari pondok pesantren yang meminta kembali ke RI, perwakilan pengunjuk rasa dipersilahkan masuk untuk didengar pendapatnya oleh R.A.A. Tjakraningrat, sehingga pada saat itu pula disetujui untuk kembali ke Republik Indonesia.

Tidak ada kekacauan dan juga korban jiwa hingga kembalinya dengan keadaan damai. Pak Karno pun dalam beberapa kesempatan pernah berkunjung ke rumah R.A.A. Tjakraningrat setelah itu di Madura dan menemui MR. R.A.A. M. Sis Tjakraningrat yang pada tahun 1948-1956 menjabat sebagai Bupati Bangkalan IV. 

R.A.A Tjakraningrat di tinggal mati oleh istrinya, kemudian menikah kembali dengan Aisyah Cakraningrat dan mempunyai anak yaitu R.A. Zainal Tjakraningrat yang selanjutnya menikah kembali dengan puteri Pasundan dan mempunyai anak R.A. Pratanu Tjakraningrat...


R.A.A. Tjakraningrat meninggal dan dimakamkan di cungkup III pasarean aermata.


Terima kasih kepada Nara Sumber yang telah memberikan saran dan masukan atas postingan kami dan apabila para pemerhati Bangkalan Memory ingin lebih lengkapnya silahkan menghubungi langsung Trah Tjakraningrat

Cc : Munier Tjakraningrat
Malikul Tjakraningrat
Andree Tjakraningrat
Endrawan Tjakraningrat
Sasha S. Tjakraningrat
Willy Tjakra Adiningrat



Photo Koleksi : Bangkalan Memory


Share:
Copyright © BANGKALAN MEMORY | Powered by Bangkalan Memory Design by Bang Memo | Kilas Balik Bangkalan Tempo Dulu