Pada tahun 1806, Raden Tumenggung Sosrodiningrat/ Pangeran Cakraningrat III (Panembahan Siding Kapal) yang berkuasa si Madura Barat Sampang memindahkan sebanyak 250.000 orang sampang madura ke pulau jawa bagian tapal kuda seperti Bondowoso, Situbondo,Lumajang, Jember, Probolinggo, dan Pasuruan. Orang madura yang menjadi punduduk di Lumajang juga menggemari kesenian bernama jaran Kepang ini, karena seokor kuda dengan kostum perang khas pewayangan jawa bertarung berdiri menggunakan dua kaki dengan pawangnya, setelah kemerdekaan republik Indonesia jaran kepang lebih di kenal dengan jaran pencak dan menjadi Jaran Kencak yang dikenal hingga saat ini.
-
Bangkalan Memory
Masjid Jamik Bangkalan pada tahun 1946.
-
Bangkalan Memory
Gerbong Kereta Api di Stasiun Bangkalan pada tahun 1946.
-
Bangkalan Memory
Pasar Bangkalan yang terletak di sebelah Utara Alun Alun Bangkalan Tahun 1946
-
Bangkalan Memory
Sungai Bandaran atau Sungai Lebak pada tahun 1946
-
Bangkalan Memory
Pelabuhan Kamal Bangkalan pada tahun 1946 sebelum Pasukan Belanda menyerang Bangkalan ketika Pasca Kemerdekaan RI
Sabtu, 28 Mei 2016
Minggu, 01 Mei 2016
Sekilas Tentang Peneng atau Plombir di Bangkalan
Peneng mulai diperlakukan di Indonesia sejak tahun 50an, demikian juga di Kota Bangkalan baru diberlakukan pada tahun 60-an. Ketika itu bentuknya masih berupa surat yang harus dibawa disaat bepergian menggunakan sepeda (kalau saat ini mungkin sama dengan STNK kendaraan bermotor). Baru memasuki tahun 70-an sudah berubah menjadi stiker, hal ini dimaksud untuk mempermudah pemeriksaan.