Jumat, 25 Oktober 2013

Asal Mula Batu Cenning Kamal Bangkalan

Batu Cenning merupakan batu yg sangat eksotis yang layak untuk dikunjungi oleh siapapun untuk merasakan kesegaran embun di pagi hari maupun menikmati sunset di sore hari karna lokasi batu tersebut adalah di puncak gunung tepatnya di desa pendabah yg bisa melihat sawah-sawah yg hijau namun jangan sampek tertinggalkan silsilah atau asal usul kenapa batu cenning tersebut bisa ada di tempat itu sehingga kita tahu apa saja yang seharusnya kita tidak kerjakan.

Menurut cerita rakyat asal muasal  batu cenning tidak lain karna batu  tersebut apabila di pukul maka berbunyi neng….. neng…. neng…. namun di balik semua itu ada sebuah sejarah yang menjelaskan tentang bagaimana batu tersebut jatuh di tempat tersebut dan menamakan "Batu Cenning".


Batu Cenneng

Menurut salah satu warga di sana yang mengetahui tentang seluk beluk gunung tersebut.  batu Cenning berasal dari sebuah kerajaan di pulau jawa yang mengutus seekor siluman yaitu Buto Ijo atau Lang Deur (kata masyarakat setempat) untuk membawa sebuat batu yang mempunyai kekuatan roh atau dikatakan batu metored dan di utus untuk membawanya ke daerah Pamekasan untuk di buat bahan dasar pembuatan pusaka, di tengah perjalanan si buto ijo (lang deur) mengalami kelelahan seakan akan dia tidak bisa nelewati  daerah tersebut konon katanya si buto ijo memikul batu tersebut menggunakan pohon kelor yang mana sebagian ulama mengatakan kayu tersebut merupakan salah satu pohon surga dikarnakan pohon tersebut memiliki kekuatan yang kuat dan selalu berdiri tegak sehingga kayu pohon tersebut dipilih oleh si buto ijo untuk memikul batu metored tersebut namun sebelum nya buto ijo berkata apabila kayu ini bisa membantuku untuk mengantarkan batu metored maka kayu tersebut merupakan kayu terkuat akan tetapi buto ijo juga mengutuk kayu tersebut kalau tidak bisa membantu nya sampai ke Pamekasan maka pohon itu akan menjadi pohon yang mudah patah dan realitanya memang benar pohon tersebut tidak sekuat pada asal mulanya, di karenakan di tengah perjalanan kayu itu patah dan jatuhlah batu tersebut di gunung  yang bertepatan di desa Pendabah, Kamal, Bangkalan

Pada hakikatnya batu tersebut pecah menjadi dua tempat yaitu yang pertama di Desa Pendabah dan yang ke dua di Desa Jaddih namun yang lebih di kenal oleh masyarakat adalah yang ada di desa pendabah karna di samping batu tersebut  jatuh di sebuah bukit yang tinggi juga bersebelahan dengan makam Cempah (bhuju’ cempah) yang memang tempat tersebut  juga mempunyai kekuatan ghaib sehingga seperti magnet dan harus jatuh disitu dan buto ijo pun merasa berat saat melewati tempat itu.  bukti bahwa yang membawa batu tersebut adalah buto ijo atau lang deur  yakni dengan adanya jejak kaki raksasa kurang lebih jaraknya 5 meter dari letak batu tersebut dan ukuran jejak kaki tersebut bisa di masuki atau di duduki (bersila) orang dewasa dan sampai sekarang jejak kaki buto ijo tersebut masih ada, setelah batu tersebut ada di  sana maka batu tersebut dijatuhin meteor lagi karna batu tersebut memiliki kekuatan magnet yang sangat kuat dari langit sehingga mempunyai ke ajaiban lebih.

Banyak alasan kenapa buto ijo tidak bisa melewati tempat keramat tersebut seperti halnya :

Ada sumur tantoh yang mana sumur tersebut adalah tempat pemandiannya bidadari dari kayangan dan konon sumur tersebut di kelilingi oleh pohon Pelle dan palembheng dan air dalam sumur tersebut di percaya untuk mengobati berbagai macam penyakit dan juga air tesebut mensejahterakan rakyat yaitu menggunakan nya untuk menyiram tanaman-tanaman mereka.

Tempat tidurnya macan siluman atau mayoritas orang mengatakan tempat itu dengan sebutan “dung macan“  yang mana macan tersebut sering muncul apabila ada orang yang mempunyai niat jahat atau ingin merusak lingkungan tersebut dan ada yang mengatakan pula barang siapa yang dapan menangkap macan tersebut maka dia akan bisa menghilang, ada pula yang mengatakan bahwa macan tersebut bisa mengetahui dari mana arah jodoh kita dengan cara bertapa di tempat tersebut

Tempat pertapahan atau tempat persemedian orang dari bermacam-macam desa di sekitar desa pendabah, hal ini yang membuat desa ini di namakan desa pendabah yang asalnya adalah pendepah yakni dikarnakan desa tersebut adalah tempatnya bertapa yang konon orang pertama kali yang bertapa disana adalah perempuan maka dari itu sampai sekarang di desa tersebut tidak pernah ada yang bisa jadi orang yang di segani orang meski berasal dari desa lain.

Batu cenning tersebut banyak memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan juga bisa dikatakan yang telah mensejah terakan masyarakat khususnya desa pendabah dan sekitarnya, bahkan banyak berbagai pihak mengatakan  bahwa desa pendabah adalah desa aman,damai dan sejahtera tampa adanya kasus-kasus perampokan dan lain sebagainya, hal ini sudah sangat sering  terjadi seperti halnya ketika ada seseorang mau berbuat jahat di dalam segi apa saja di desa itu maka secara otomatis batu tersebut memancarkan cahaya laser ke atas dan berbunyi  neng….neng…..neng..!!.... dan itu bukan hanya omong kosong.

Contohnya ketika di desa tersebut ada pencuri yang mencuri sapi milik salah satu warga, maka secara otomatis batu tersebut berbunyi sangat kencang dan mengeluarkan cahaya laser ke atas sehingga masyarakat dapat mengetahui bahwa keadaan di desa mereka sedang tidak aman, kemudian batu tersebut juga di percaya sebagai pemanggil (stan info kehilangan) apabila ada salah satu warga kehilangan anak-anak meraka. dahulu ketika salah satu masyarakat pendabah hilang maka mereka langsung memukul batu tersebut dan langsung terdengar oleh yang hilang tapi cuman yang hilang yang mendengar bunyi tersebut. 

Ini adalah satu bukti bahwa batu ini mempunyai kekuatan halusinasi seseorang sebagai penunjuk arah dan masih banyak cerita rakyat mengenai batu tersebut dan semua itu yang membuat pusing orang yang mau mencuri sapi dan berbuat kejahatan lain sebagainya. namun pencuri tersebut tidak pernah kapok dan tetep  mencari kelemahan supaya batu tersebut tidak berbunyi di saat mereka mau mencuri  pada ahirnya mereka menemukan cara supaya batu tersebut menjadi pasisive yaitu dengan cara mengencingi nya.

Sejak itu desa pendabah yang asalnya sejahtera, aman dan tentram menjadi desa yang tidak aman, Sering terjadi pencurian, perampasan sepeda motor dan lain sebagainya.

Gunung/Batu cenning merupakan suatu anugrah yang seharusnya masyarakat pendabah menjaganya karena semua itu demi keamanan desa mereka sendiri, meski itu cuman batu akan tetapi dapat mensejahterakan rakyat namun kita tidak harus percaya sepenuhnya pada itu karna allah lah yang maha kuasa kita sebagai manusia harus berusaha semampu kita, batu cenning sekarang hanya tinggallah sejarah atau cerita rakyat belaka yang seharusnya ada yang membukukannya bahkan membuat film yang menceritakan hal tersebut karna itu merupakan legenda yang pantas untuk di pertontonkan ...[DI].


Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Copyright © BANGKALAN MEMORY | Powered by Bangkalan Memory Design by Bang Memo | Kilas Balik Bangkalan Tempo Dulu