Begitu pesawat musuh melintasi pertahanan kita, komando tembak terus diberikan oleh Ruslan sebagai Wakil Komando Seksi. Satu pesawat musuh tertembak jatuh, kurang lebih 300 meter didepan pertahanan kita tepatnya di daerah Telang Kamal, sedang yang satunya lagi jatuh dilaut Gresik.
Peristiwa Pertempuran pasukan Resimen 35 di Pedeng Socah |
Tidak lama kemudian Pesawat Mustang-mustang Belanda dengan formasi zig-zag berputar-putar diatas pertahanan kita sambil menjatuhkan bom-bom dan roket-roket. Kemudian setelah pertempuran berlangsung kurang lebih 20 menit, pesawat-pesawat musuh mengubah formasi, satu persatu menghujani tembakan dengan mitraliurnya, sehingga dipihak kita jatuh beberapa korban, yakni Jalman, Sudirman, Adram, Polidin dan Imran. Sedangkan Sersan Wiromad mederita luka-luka. Pertempuran itu memakan waktu lebih 1 jam.
Satu jam setelah pertempuran diatas, pesawat-pesawat tempur Belanda datang lagi terus menembaki kubu-kubu pertahanan kita, praktis dari kita sudah tidak ada perlawanan lagi, mungkin karena menipisnya persediaan amunisi serta menghindarkan korban lebih banyak.
Pertahanan ditinggalkan sambil membawa korban yang gugur dan luka-luka ke Rumah Sakit Bangkalan (Rumah Sakit Lama/sekarang Koramil). Hanya Komandan seksinya sendiri tetap tinggal ditempat (Pedeng) sambil memikirkan senjata-senjata yang tidak mungkin dipindahkan lagi karena berat dan anak buahnya sudah panik serta kendaraan-kendaraan untuk mengangkut ke tempat lain tidak ada. Jalan satu-satunya yang dapat ditempuh adalah mengambil alat-alat yang terpenting dari senjata-senjata itu berikut peluru-pelurunya dibuang ke sumur.
Rumah Sakit Lama/sekarang Koramil tahun 1946 |
Peristiwa rontoknya dua pesawat terbang Belanda tersebut, benar-benar merupakan suatu yang luar biasa yang telah menimbulkan kebanggaan dan mampu mempertebal semangat juang prajurit, dan meninggalkan kepercayaan rakyat kepada tentaranya
Bangkai pesawat mustang yang jatuh di Telang/Kamal berhasil diketahui sehari setelah pertempuran di Pedeng Socah yakni tanggal 5 Agustus 1947 oleh pihak Belanda. Sedangkan pesawat satunya yang jatuh di perairan Gresik belum diketahui keberadaannya.
Sejak peristiwa rontoknya dua pesawat terbang Belanda tersebut, benar-benar merupakan suatu yang luar biasa yang telah menimbulkan kebanggaan dan mampu mempertebal semangat juang prajurit, dan meninggalkan kepercayaan rakyat kepada tentaranya.
Dan inilah bangkai pesawat belanda yang jatuh di Telang Kamal pada tanggal 4 Agustus 1947.
Untuk memperingati keberhasilan menembak jatuh pesawat Mustang milik Belanda tersebut pada tanggal 1-4 Agustus 1987, maka dibangunlah tugu tetenger di daerah Buluh Atas dan dilakukan Napak Tilas Perjuangan dari Kamal - Klampis, karena di daerah Klampis tersebut terdapat Tugu Peringatan "Perahu Layar" sebagai Tetenger, dimana di daerah tersebut para pejuang diantaranya turut pula Sesepuh Madura Bapak RP. H. Moehammad Noer menyeberang sampai ke Perairan Tuban dan bergabung dengan para pejuang lainnya di Jawa. Sandi untuk pejuang madura dikenal dg sandi "JOKOTOLE" demikian penuturan dari Mbah Mustanirah satu-satunya pejuang Wanita yg turut dalam peristiwa ini..
Monumen Perjuangan masyarakat Madura yang terletak di Desa Bator Kecamatan Klampis Bangkalan ini diresmikan oleh Rahmat Saleh sewaktu menjabat sebagai Menteri Perdagangan pada tanggal 10 Mei 1990... [DI]
Lukisan Peristiwa Hijrahnya Pasukan Resimen 35 ke Tuban |
Monumen Perahu Lajar di Klampis |
Sumber :
Buku Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di Madura
Photo Koleksi : KITLV, Cahya Ilahi, Bangkalan Memory
0 Comments:
Posting Komentar