Teringat masa lalu, ketika itu masih usia bermain dulu.... di mana setiap mau main permainan tradisional hampir selalu di awali dengan kalimat HOM PIMPA ALAIHOM GAMBRENG... tak jarang kami bermain di bawah terik matahari... Tanah lapang yang sangat terik oleh sinar matahari bermaian gobak sodor, petak umpet, bentengan, dll… Orang-orang dewasa menonton dan ngobrol dan sesekali melerai jika kami bertengkar karena berselisih tentang sesuatu, sebelum kemudian berdamai kembali.
Namun seiring perjalanan waktu, permainan tersebut kini sudah mulai jarang di mainkan oleh anak2 sekarang, entah mengapa mereka kini jarang melakukan hal yang sama dengan yang kami lakukan dulu... kami merasakan betul perubahan itu... ketika masih duduk di bangku SMP, kami masih bisa menikmati permainan yang seru itu, namun kini setelah beberapa tahun berselang sudah jarang kami melihat permainan tersebut... dulu, dari pulang sekolah selalu berkumpul untuk bermain entah itu kelereng, layang-layang, gasing, gobak sodor, petak umpet, dakon, bentengan atau yang lainnya... Tapi kini, permainan itu ternyata hampir punah dan tak lagi kami jumpai anak-anak memainkan permainan masa kecil kami.
Namun seiring perjalanan waktu, permainan tersebut kini sudah mulai jarang di mainkan oleh anak2 sekarang, entah mengapa mereka kini jarang melakukan hal yang sama dengan yang kami lakukan dulu... kami merasakan betul perubahan itu... ketika masih duduk di bangku SMP, kami masih bisa menikmati permainan yang seru itu, namun kini setelah beberapa tahun berselang sudah jarang kami melihat permainan tersebut... dulu, dari pulang sekolah selalu berkumpul untuk bermain entah itu kelereng, layang-layang, gasing, gobak sodor, petak umpet, dakon, bentengan atau yang lainnya... Tapi kini, permainan itu ternyata hampir punah dan tak lagi kami jumpai anak-anak memainkan permainan masa kecil kami.
Entahlah, apakah karena kami yang lalai mewariskan pada anak-anak, atau mereka sudah tidak lagi menganggap permainan tersebut cukup menarik. Sebab kini, anak-anak tersebut, telah mempunyai mainan baru. Maraknya permainan modern, video game, atau berbagai game online rupanya membuat anak-anak kita beralih dari permainan tradisional. Belum lagi sekarang game-game tersebut telah semakin dekat ke dalam genggaman dan semakin terjangkau, lewat ragam permainan di layar HP.
Permainan tradisional sesungguhnya sama tuanya dengan usia kebudayaan kita. Mereka adalah bagian yang tak terpisahkan dari kebudayaan tersebut. Indonesia yang sangat kaya dengan berbagai budaya peninggalan leluhur sangat kaya dengan ragam permainan tradisional. Permainan tradisional mengajarkan anak untuk berkreasi.
Pada beberapa macam permainan dibutuhkan sarana dan prasarana pendukung, sehingga anak didorong untuk kreatif menciptakan alat-alat permainan tersebut seperti egrang dari bambu, mobil-mobilan dari kulit jeruk.
Permainan tradisional juga mengajarkan nilai-nilai kerja sama sportifitas, kejujuran dan kreatifitas. Permainan yang dilakukan secara berkelompok mengajarkan anak-anak untuk bersosialisasi dan menjalin kerja sama di antara teman.
Sementara game-game modern tidak mengajarkan hal-hal tersebut. Permainan modern berbasis computer membuat anak cenderung asocial karena memang cukup dimainkan seorang diri di depan computer. Belum lagi beberapa permainan yang terkadang mengandung muatan negatif, seperti unsur-unsur kekerasan dan sadisme juga por*****fi. Dari segi kesehatan, disinyalir duduk berjam-jam di depan computer juga dipercaya mampu menyebankan obesitas pada anak.
Namun magnet yang kuat dari game modern tersebut cukup kuat untuk membuat anak kecanduan pada produk impor tersebut. Maka kemudian saya cukup khawatir, jangan-jangan di kemudian hari permainan tradisional tersebut hilang ditelan jaman. Mungkin beberapa faktor ini dapat menjelaskan kenapa permainan tradisional yang begitu menyenangkan itu kini mulai menghilang.....
Beberapa faktor berikut mungkin dapat menjelaskan mengapa permainan tradisional sedikit demi sedikit semakin tergerus dan ditinggalkan oleh anak-anak kita :
Arus globalisasi dan perkembangan teknologi melahirkan dan menyuguhkan berbagai permainan elektronik yang dianggap lebih menarik dan variatif seperti: Play Station, Nintendo, robot-robotan, mobil remote, dll. Munculnya TV dan internet juga membuat anak senang berlama lama duduk di depan layar tanpa melakukan aktivitas lain. Selain itu anak juga sudah terbiasa menggunakan waktu luang mereka dengan hal dan kegiatan yang berbau modern seperti pergi ke Mall, makan di Resto yang menyediakan menu modern. Hal itu akan membuat permainan tradisional menjadi hilang dari pikiran anak cucu kita, Tak heran jika anak cucu kita akan semakin miskin dalam pengalaman bermain permainan tradisional nantinya.
Tidak adanya pengenalan dan pengetahuan dari orang tua terhadap anak mereka tentang permainan tradisional karena kesibukan orang tua di dalam pekerjaan. Bahkan terkadang orang tua lebih suka anak mereka bermain dengan layar dan barang elektronik yang berbasis IT, alasannya agar anak lebih betah dirumah. Padahal suatu permainan akan terus bertahan jika kita menurunkan secara estafet ke anak kita, lalu dari anak kita diturunkan ke cucu kita, dan begitu seterusnya.
Berbagai fasilitas-fasilitas yang menyenangan dan lebih menjanjikan. Dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut anak akan lebih suka dengan sesuatu yang bersifat praktis. Dan itu akan mengubur dan mengalihkan permainan tradisional dari fikiran anak-anak. Ketiadaan lahan untuk bermain yang tergusur oleh bangunan-bangunan perkotaan menyebabkan anak harus bermain di dalam ruangan.
Maka dari itu di perlukan upaya pelestarian agar permainan tradisional tidak mengalami kepunahan, hal ini dapat di lakukan dengan cara diantaranya :
Regenasi
Adanya pengenalan dan informasi tentang permainan tradisional dari orang tua kepada anak-anaknya. Orang tua juga bisa ikut berperan ketika anak bermain, orang tua harusnya menjelaskan kepada anak bahwa stok permainan tradisional sangat banyak. Indonesia ini sangat kaya akan permainan tradisional. Dari Sabang sampai Merauke mempunyai permainan tradisional khas daerahnya masing-masing, jadi anak tidak akan bosan dengan permainan tradisional karena permainan tradisional di Indonesia sangat banyak. Diadakanya pentas seni yang mengangkat permainan tradisional didalamnya.
Diadakan workshop dan seminar mengenai permainan tradisional.
Diadakan lomba tentang permainan tradisional baik di lingkungan masyarakat, sekolah, maupun pemerintahan. Dibuat undang-undang untuk menjaga kelestarian permainan tradisional.
Seperti kita ketahui bahwa Indonesia begitu banyak sekali permainan tradisional yang dimiliki, di setiap daerah pasti memiliki permainan tradisional. Begitu banyaknya permainan tradisional di Indonesia dan begitu banyaknya manfaat yang dapat diambil dari permainan-permainan tersebut maka akan sangat disayangkan apabila permainan tradisional warisan nenek moyang rakyat Indonesia itu hilang, dan akan sangat disayangkan pula apabila permainan tradisional yang merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia tersebut diklaim oleh bangsa lain sebagai permainan tradisional mereka. Tentunya kita tidak ingin Bangsa Indonesia kecolongan bukan ??, apalagi warisan nenek moyang kita diklaim oleh negara lain...
Tentu kita masih ingat bahwa tiga barang ciri khas warisan nenek moyang kita telah diklaim oleh bangsa lain seperti : Tempe yang telah diklaim oleh Amerika, batik yang telah diklaim oleh Malaysia dan lagu Rasa Sayange yang juga telah diklaim oleh Malaysia, maka dari itu sangat diperlukan adanya Undang-Undang untuk memproteksinya, agar permainan tradisional atau warisan nenek moyang kita lainnya tidak di klaim oleh negara lain... [DI]
0 Comments:
Posting Komentar