Pelabuhan penyeberangan Kamal
Madura merupakan pelabuhan angkutan penyeberangan antar pulau yang
menghubungkan Pulau Madura dan Pulau Jawa yang ada di Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan, terletak pada posisi 112°45’5 Bujur Timur dan 07°11’40 Lintang Selatan sedangkan Kota
Kamal terletak pada 8° Lintang Selatan
dan 115° Bujur Timur dengan
jarak tempuh 2,5 mil laut dan lama waktu pelayaran antara 25 menit-30 menit.
Pelabuhan Kamal Madura merupakan pintu utama keluar masuk Pulau Madura yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1913 setelah jaringan kereta api selesai dibangun. Kemudian setelah itu, beroperasi kapal-kapal milik Madura Stoomtram Matschappij (MSM).
Pada saat itu perkembangan ekonomi di pelabuhan tersebut sangat pesat karena kendaraan ataupun penumpang yang datang dari Surabaya dan akan ke Surabaya selalu ramai dan hal itu membuat kota di sekitar pelabuhan menjadi ramai.
Pelabuhan Kamal Madura merupakan pintu utama keluar masuk Pulau Madura yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1913 setelah jaringan kereta api selesai dibangun. Kemudian setelah itu, beroperasi kapal-kapal milik Madura Stoomtram Matschappij (MSM).
Pada saat itu perkembangan ekonomi di pelabuhan tersebut sangat pesat karena kendaraan ataupun penumpang yang datang dari Surabaya dan akan ke Surabaya selalu ramai dan hal itu membuat kota di sekitar pelabuhan menjadi ramai.
Dengan meningkatnya perkembangan kebutuhan akan angkutan pelabuhan tersebut maka pada tahun 1954 muncul perahu-perahu bermotor yang ikut melancarkan penyeberangan Kamal Madura. Karena permintaan angkutan semakin bertambah seperti roda empat maka mulai muncul pengoperasian kapal-kapal LCM sebagai usaha karya dan kapal tipe Ro-Ro oleh PJKA pada tahun 1958 yaitu KMP Maduratna. Kemudian disusul 4 buah kapal lagi antara lain: KM Bangkalan, KM Pamekasan dan KM Yudha Negara. Pada waktu itu lokasi dermaga di ujung terletak di sebelah Timur. Tahun 1963 salah satu kapal milik PJKA mengalami kerusakan berat sehingga mempengaruhi pada kelancaran angkutan penyeberangan.
KMP. Maduratna |
KM Bangkalan |
Karena itu pemerintah memberikan
bantuan dengan mengoperasikan 2 buah kapal LCM milik Angkatan Darat yaitu AD 13
dan AD 29. Dengan semakin meningkatnya arus angkutan maka dibentuklah suatu Badan
Swasta yaitu PT. Okara untuk meningkatkan jasa pelayanan kapal. Pada 1966
dermaga di kamal diperbaiki sekaligus dengan penambahan 2 LCM yaitu KM Batuporon
dan KM Batu Gali. Namun kini kapal-kapal LCM tidak beroperasi lagi karena pada
tahun 1983 kapal tipe LCM tersebut diambil alih oleh kapal LCT milik PT. Madu
Perak. Sejak zaman tersebut Pelabuhan Kamal Madura mempunyai peranan yang
sangat penting bagi keberlangsungan
hubungan Pulau Madura dan Pulau Jjawa baik dari segi perekonomian seperti
kegiatan perdagangan dan kegiatan industri yang berorientasi bagi pengembangan sektor
pertanian dan perkebunan. Pada waktu itu pelabuhan tersebut selalu ramai
didatangi oleh setiap orang karena juga terdapat pasar dan kandang sapi yang
siap dikirim ke luar Bangkalan.
Orang-orang jawa yang ingin berdagang ke Madura ataupun sebaliknya melalui pelabuhan
penyeberangan Kamal Madura tersebut. Saat ini Pelabuhan penyeberangan Kamal Madura
dikelola oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).
Namun setelah berdirinya Jembatan Suramadu pengguna pelabuhan mengalami penurunan hingga PT ASDP Ujung Kamal diambang
kehancuran. Sistem perdagangan juga mengalami kemerosotan. Hal tersebut
terlihat dari terlihat banyaknya pedagang yang berhenti berjualan karena
menderita kerugian. Pelayanan angkutan umum terminal juga terimbas hal yang
sama, seperti bus dan motor, mobil banyak yang lewat Jembatan Suramadu
dibandingkan lewat pelabuhan.
Bahkan banyak bangunan seperti pertokoan dan loket ditinggalkan oleh
pemiliknya. Bangunan-bangunan kosong dan terlantar tersebut menjadi rusak
karena kurang perawatan. Penurunan kualitas sarana dan prasarana kawasan
seperti sanitasi dan persampahan di Kampung Kejawen sehingga warga justru
membuang sampah ke laut. Kondisi jalan kawasan terminal, jalur keluar pelabuhan
dan di permukiman Kampung Kejawen mangalami kerusakan dimana terdapat banyak
lubang dan genangan air. Empat buah
dermaga Pelabuhan Kamal yang sebelumnya aktif, kini dua diantaranya
dinonaktifkan, yaitu Dermaga II Pelabuhan Timur dan Dermaga III. Bahkan Dermaga
II Pelabuhan Timur sudah beralih fungsi menjadi tempat parkit kapal untuk
perbaikan ataupun menjadi galangan bagi
pembongkaran kapal menjadi besi tua. Dan kini pelabuhan penyeberangan
kamal-madura berpindah ke sebelah barat atau pelabuhan barat. Dan jalur
perkereta apian yang dulunya berada disebelah barat pelabuhan kamal-madura kini
pun sudah tidak ada... [DI]
0 Comments:
Posting Komentar