Pada waktu Belanda melanjutkan melanjutkan serangannya ke Kota Bangkalan, telah terjadi pertempuran sengit antara tentara Belanda dengan Pasukan Pesindo yang bertahan di Junok (sebelah Timur Rumah Sakit Bangkalan) dengan kekuatan dua Seksi yang masing-masing dipimpin Pemuda Iskandar di sebelah Utara dan Pemuda Mohammad Amin di sebelah Selatan sungai. Pemuda Iskandar menderita luka di pahanya.
Untuk menghambat laju masuknya Kompeni Belanda dari arah Timur (Junok) maka dipasang ranjau sejenis mortir dibawah jembatan tersebut. Namun ketika pasukan Belanda mendekati jembatan tersebut, rangkaian ranjau yang pada saat ditarik ternyata tidak bisa meledak, sehingga Kaffa seorang Pemuda Pejuang yang memang mempunyai keahlian dalam merakit bom, akhirnya Kaffa memutuskan untuk menarik sendiri ranjau itu dan sekaligus meledakkan ranjau jembatan tersebut bersamaan dengan melintasnya barisan pertama Kompeni Belanda sehingga terkejut dan menembak secara membabi buta.
Sewaktu pertempuran terjadi dengan sengitnya, terdengar ledakan yang sangat dashyat. Pemuda Kaffa, yang pada waktu itu menjadi Wakil Komandan Kelaskaran Pesindo Cabang Bangkalan, gugur sewaktu membumihanguskan jembatan.
Adapun Pemuda Abdus Syukur yang menggantikan sebagai pimpinan dalam serangan balasan selanjutnya cukup menunjukkan kemampuannya. Bekas kediaman Asisten Residen Belanda yang ditempati menjadi Markas Pesindo, dibumihanguskan dan sebagian besar hancur. Diwaktu belakangan gedung itu dibangun kembali (dulunya kantor Otonom dan sekarang menjadi Kantor Dispenda dan Kantor Kimpraswil), sedangkan jalan sepanjang Desa Junok itu sekarang diberi nama Jalan Pemuda Kaffa.
Sedangkan makam dari Pemuda Kaffa berada di sebelah Barat Rutan Bangkalan atau di belakang Pustu Bangkalan. Awalnya memang akan di pindahkan ke Taman Makam Pahlawan, namun pihak keluarga keberatan untuk dipindah sehingga makam Pemuda Kaffa tetap berada di belakang Pustu (Puskesmas Pembantu) Bangkalan.
Demikian penuturan Alm. Letkol M. Moechtar (Mantan Komandan KODIM 0829 Bangkalan) yang turut berjuang bersama Pemuda Kaffa, RP. Moch. Imbran, Djamaloeddin, dan yang lain-lainnya.
Oleh : Abah Doink (Hidrochin Sabarudin)
0 Comments:
Posting Komentar