Jumat, 12 September 2014

Pohon-Pohon Perlambang di Makam Agung

Keanehan komplek “Makam Agung",  juga terdapat pepohonan di dalamnya. Di sini terdapat 2 pohon berbeda jenis, beringin dan nangker, saling melekat, menempel sangat kuat. Menurut juru kunci makam tersebut, beberapa orang pintar menyebut dua pohon ini sebenarnya adalah simbol keterikatan antara ulama (ahli agama) dan umaro (pemimpin masyarakat).

Pohon beringin melambangkan umaro, dan nangker sebagai simbol ulama. “Ulama dan Umaro seharusnya bergandengan tangan, bekerjasama, untuk menyejahterakan rakyat, dan menurutnya sewaktu masih kecil, dua pohon yang saling melekat itu pernah dicoba untuk dipotong. “Tapi tidak berhasil, malah 3 dari 4 penebangnya, tak lama setelah itu, mati,” demikian penuturan juru kunci makam agung.

Selain dua pohon itu, terdapat pula sebatang pohon pule besar yang dililit pohon beringin. “Kalau yang ini, menurut banyak orang, melambangkan sebuah nasehat, bahwa seorang pemimpin harus selalu bersama rakyat yang telah mendukungnya”. 

Pohon beringin dan nangker yang saling melekat, melambangkan harus bersatunya umaro dan ulama untuk membawa kesejahteraan rakyat.  Pada waktu-waktu tertentu, komplek pemakaman ini juga ditumbuhi oleh pohon pisang yang oleh masyarakat setempat disebut pisang agung. Orang-orang percaya, muncul atau tumbuhnya pisang agung merupakan pertanda bakal terjadinya sebuah peristiwa besar di Indonesia. “Anehnya pertanda itu hanya untuk peristiwa tingkat nasional saja.


Pada saat masa akhir Presiden Soekarno berkuasa, pohon pisang itu pernah tumbuh. Beberapa batang, bahkan salah satu pohon sampai berbuah. Setelah itu pecah peristiwa G 30 S yang kemudian berakibat turunnya Soekarno dari kursi presiden.

Pada masa Soeharto, pohon pisang itu tumbuh lagi, sempat mati, tumbuh lagi, mati, tumbuh, mati lagi. “Saat Pak Harto sering tumbuh dan banyak, lebih banyak dibanding jamannya Bung Karno". Hingga menjelang 1998, pohon pisang muncul lagi, tumbuh, terus hidup sampai berbuah. Tidak lama, krisis ekonomi yang parah dan gerakan mahasiswa menjatuhkan presiden Indonesia terlama itu.


Sebatang pohon pisang agung yang awalnya kerdil, tiba-tiba berubah subur, berdaun lebat, begitu Susilo Bambang Yudhoyono memenangkan Pilpres langsung di 2004. Tapi tidak lama kemudian, pohon pisang agung satu-satunya itu mendadak mati. Setelah itu bencana besar berturut-turut mengguncang Nusantara, mulai Tsunami yang memporakporandakan Aceh hingga musibah Lumpur Lapindo... [DI]


Photo Koleksi : Handoko Kartika 


Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Copyright © BANGKALAN MEMORY | Powered by Bangkalan Memory Design by Bang Memo | Kilas Balik Bangkalan Tempo Dulu