Kamis, 18 September 2014

Tradisi Selamatan Naik Haji di Madura

Ibadah haji merupakan impian utama bagi masyarakat Madura, tak sedikit dari mereka menyisihkan sebagian penghasilan hariannya untuk di simpan demi impian tersebut. Meskipun demikian tidak serta merta hanya untuk melaksanakan ibadah haji saja, tetapi masih harus menyisihkan tabungannya untuk keperluan yang lain dalam rangka proses mulai pemberangkatan, keluarga yang ditinggalkan serta proses kepulangan jemaah haji nanti. Dan hal tersebut merupakan suatu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Madura.

Tradisi tersebut dilakukan tiga kali, yakni sebelum berangkat, saat haji dan setelah tiba dari tanah suci. Sebelum berangkat haji, calon jemaah haji biasanya menggelar selamatan dengan mengundang semua keluarga, tetangga, dan ulama dalam sebuah doa bersama. Kegiatan itu tujuannya sebagai tanda syukur bahwa tidak semua orang, baik yang memiliki harta lebih, kesehatan dan waktu, dapat menunaikan ibadah haji. 



Pada saat jemaah berangkat haji, diantar oleh masyarakat, para kerabat dan keluarga ke tempat dimana jemaah dilepas oleh pemerintah setempat. Biasanya para pengantar sudah disiapkan kendaraan, dan apabila tidak mencukupi maka pengantar harus rela mengantar dengan kendaraan mereka masing-masing dengan suka rela. Sedangkan bagi keluarga jemaah haji hanya menyiapkan makan sebelum berangkat, dan saat menunggu keberangkatan calon haji. Karena bagaimanapun menurut masyarakat Madura, bagi para jemaah haji yang berangkat ke tanah suci, diibaratkan mereka menuju medan perang, apabila disana terdapat jemaah yang meninggal, Insya Allah mereka mati Syahid karena mereka mati dalam menjalankan Agama Allah.


Selama jemaah berada di Mekkah, pihak keluarga yang ditinggalkan di rumahnya menggelar doa bersama dengan dan khataman Al Qur'an setiap malam. Biasanya yang diundang hanyalah tetangga sekitarnya saja dan para kerabat keluarga. Sehabis menggelar doa bersama, mereka diberi makan atau kue serta minuman. 

Kegiatan seperti berlangsung sampai 40 hari atau sampai yang sang haji pulang. Saat datang dari tanah suci, jemaah dijemput dengan meriah. Mereka datang menjemput dengan membawa kendaraan mereka untuk mengiringi kedatangan jemaah. Bagi pemilik kendaraan roda empat, hanya diberi makan saja sebelum berangkat menjemput dan setelah tiba di rumah jemaah. 

Selama 40 hari, jemaah haji yang sudah selesai menunaikan ibadah dengan baik dan sempurna di Makkah dan Madinah, didatangi oleh sanak kerabat, tetangga, para kenalan dan ulama. Mereka yang datang untuk meminta doa keberkahan dari ibadah haji. Diyakini oleh masyarakat Madura, jemaah haji selama 40 hari dari kedatangannya dari Makkah dan Madinah, do’anya lekas dikabulkan Allah.

Kebiasaan di Madura apabila masyarakat yang datang ziarah ke keluarga haji, diberi makan dan minum serta mereka diberi suvenir khas Timur Tengah, tapi yang pasti suvenir tersebut biasaya di beli Pasar Ampel Surabaya karena mengingat kuota yang diberikan oleh petugas haji sangat terbatas untuk membawa oleh-oleh dari tanah suci dan juga lebih bersifat teknis yakni untuk mengurangi beban yang dibawa oleh jemaah sehingga jemaah lebih fokus dalam menunaikan ibadah dan tidak memikirkan masalah oleh-oleh setelah kepulangannya nanti.

Setelah 40 hari dari kedatangan haji, digelar selamatan lagi dengan mengundang sanak kerabat dan warga sekitar. Acara ini untuk mengucapkan syukur karena dia sudah bisa menjalankan Rukun Islam kelima itu... [DI]


Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Copyright © BANGKALAN MEMORY | Powered by Bangkalan Memory Design by Bang Memo | Kilas Balik Bangkalan Tempo Dulu