Selasa, 12 April 2016

Sekilas Tentang Kerkhov van Kertasada Kalianget Sumenep.

Ekspedisi Kertasada Kalianget - Sumenep
Mengungkap Kompleks Pemakaman Belanda Kuno Yang Terlupakan

Suatu saat kami diminta oleh seorang Keluarga di Negeri Seberang untuk menelusuri keberadaan Makam Kuno Belanda di Kertasada Sumenep. Akhirnya kami putuskan untuk aksi pada hari Minggu 3-4-2016.


Atas bantuan para tretan yang berada di Sumenep, kami akhirnya bisa menemukan lokasinya. Letaknya mudah terjangkau oleh bermacam jenis angkutan, sebab terletak di tepi jalan raya yang menghubungkan Kota dengan Kalianget. 

Di antara makam yang paling dicari di pemakaman ini adalah makam Dirk van Duijne senior. Sebab kakek moyang Dirk ini adalah orang yang cukup penting di negara asalnya Belanda. Sehingga tak berlebihan jika di kota Den Haag Belanda terdapat patung Dirk. Yaa.. Dirk adalah orang dekat Raja Willem I. Dan terus terang kami sangat terkejut dengan kondisi saat ini. Kebanyakan sudah hancur bahkan ada bagian yang dijarah oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.


Kembali lagi pada Dirk Van Duijne di Sumenep ini, dia lahir di Scheveningen Den Haag pada tahun 1838. Awalnya dia adalah seorang Kapiten kapal kerajaan Belanda yang bertugas di Jawa.

Tahun 1858 Dirk pindah ke Sumenep. Dia mengawali usahanya di Sumenep sebagai Vendu Meester (Penjual barang bekas/Rombeng). 

Dalam perjalanannya Dirk menikah dengan Marian (dalam berkas tertulis Madioen-Patjitan) putri dari pasangan Dipo Niti dan Sima pada tahun 1872 di Soemenep yang kemudian dikaruniai beberapa anak (menurut informasi dari Keluarga di Belanda, Hans Boers dalam tulisan di situsnya antara lain :



01. Frederika Wilhelmina * Ngawi + 11-8-1866 dan 28-12-1878 Soemenep
02. Geertruida Johanna * Pamekasan 1867/09/12 dan 16-5-1935 + Pasoeroean
03. Dirk Jr. * Pamekasan Pamekasan + 1870/08/02 dan 1944/10/05
04. Geertruida * Soemenep 1872/08/09 dan 23-5-1934 + Den Haag
05. Johannis * Soemenep + 13-5-1875 dan 1932/04/05 Hague
06. Mariane Maria * Soemenep + 12-8-1877 dan 1916/07/11 Soemenep. (Apakah Ind.Nav. Tanggal ini keliru sehubungan dengan kematian ibu Marian?)
07. Frederika Wilhelmina * + 25-7-1880 dan 1940/06/03 Malang.
08. Petronella Eleonore * Soemenep 1882/05/04 dan 15-5-1966 + Hague.
Hendrika Jacoba * Soemenep 26-2-1885 dan 14-10-1960 + The Hague
09. Lina * Soemenep dan + 26-2-1887 1887 Soemenep
10. Natasha * Soemenep + 26-2-1887 dan 27-11-1888 Soemenep

Usahanya semakin berkembang, mulai dari usaha pergaraman, transportasi, perkebunan hingga perhotelan. Tak ayal lagi dia menjadi orang terkaya di Sumenep, bahkan mungkin di Madura. Salah satu bekas kediaman dan hotel masih bisa kita lihat di Marengan Sumenep berupa Sekolah (SMP Marengan dan SD).

Dirk van Duijne juga tercatat sebagai anggota Volksraad sekitar 7-8 tahun hingga meninggal di Sumenep tahun 1917. Tak lama kemudian istrinya Marian meninggal di tahun 1920. Keluarga Van Duijne terpisah sejak Jepang masuk ke Nusantara pada tahun 1942.



Selain nama Dirk van Duijne, terdapat juga nama Lindeman. Kami juga sempat menelusuri nama ini. Berkat bantuan Mr. Hans di Belanda, kami menemukan sebuah titik terang. Lindeman adalah nama sebuah keluarga yang kebetulan berasal dari Jerman. Mereka masuk ke nysantara ketika menjadi anggota tentara VOC. Namun kiprahnya tidak begitu menonjol. Kemungkinan disebabkan kedekatannya dengan Dirk van Duijne ini.

Demikian ulasan singkat ini semoga bisa bermanfaat



Photo Koleksi : Raden Mas Achmad Syafii



Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Copyright © BANGKALAN MEMORY | Powered by Bangkalan Memory Design by Bang Memo | Kilas Balik Bangkalan Tempo Dulu