Sabtu, 21 September 2013

Ki Demong Plakaran

Kebiasaan Ki Demong ialah bertapa, yang mana dalam pertapaannya telah dikisahkan bahwa ia mendapat perintah untuk pergi kearah Barat yang mana nantinya supaya keturunan dari Kiai Demong bisa memerintah daerah Sampang, setelah itu Ki Demong mohon ijin kepada orang tuanya dan ia melakukan perjalanan panjang menuju arah Barat.


Dalam perjalanan panjangnya, hampir setiap desa yang dilaluinya merasa kedatangannya seorang pemimpin, dan bertambah banyak pengikutnya untuk melaksanakan kehendak hatinya.

Sesampainya disuatu tempat bertemulah ia dengan seorang nenek tua yang memberikan bingkisan 40 bunga, lalu Kiai Demong bertanya, apakah ini nek? Dan dimanakah berdirinya pohon ini?. Lalu dijawabnya bahwa pohon ini ada di Desa Plakaran yang tidak jauh dari sini, sekalian nenek tersebut menawarkan untuk sudi mampir kerumahnya. Sesampainya dirumah nenek tadi, ia didatangi oleh salah satu putri nenek yang bernama Nyi Sumekar. Setelah melihat putri nenek tersebut Ki Demong merasa jatuh cinta kepadanya dan langsung dipersunting olehnya.

Dengan dikawinnya Nyi Sumekar maka bertambah banyak pengikut Ki Demong, rakyat disekitar Plakaran tunduk kepadanya, sebagai rasa tunduk rakyat banyak yang menghadiahkan anak gadisnya kepadanya untuk dijadikan selir. Setelah beberapa lamanya, maka Ki Demong mendirikan rumah di sebelah Timur Arosbaya yang diberi nama Kota Baru.

Perkawinan antara Ki Demong dengan Nyi Sumekar lahirlah beberapa anak dengan nama-nama sebagai berikut :

01.  Ki Adipati Pramono
02.  Ki Pratolo
03.  Ki Pratali
04.  Ki Panangkan
05.  Ki Pragalbo

Keseluruhan ia mempunyai 30 orang anak laki-laki dan bersama bapak ibunya kesemuanya berjumlah 40 orang yang jumlahnya sama dengan waktu pertama ia menerima bingkisan bunga dari nenek tua.




Dikutib dari : Buku Makam Kuno “AERMATA” di Arosbaya Bangkalan.
Oleh: Agus Dwi Tjahjana

Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Copyright © BANGKALAN MEMORY | Powered by Bangkalan Memory Design by Bang Memo | Kilas Balik Bangkalan Tempo Dulu