Selasa, 01 Oktober 2013

Gugurnya Letnan Ramli

Peristiwa perlawanan yang heroik dari Letnan Ramli dan kawan-kawannya di Kamal memberi kesan kepada Belanda bahwa semangat juang yang dilakukan oleh Rakyat Madura sangat tinggi dan tetap bergelora, begitu juga perlawanan dari daerah-daerah lain juga semakin meluap-luap, maka dari itu pihak Belanda menempuh cara lain yakni dengan cara berunding.
Usul Pemerintah Repubilk Indonesia agar perundingan diadakan tidak di daratan, tetapi diatas kapal dan tanpa senjata. Bahkan pembicaraan diantaranya mengenai bantuan bahan makanan Belanda ke Madura, tetapi ditolah oleh Tim dari pihak Indonesia yang mengakibatkan yang mengakibatkan blokade ekonomi terhadap Madura, dilanjutkan dan diperhebat oleh Belanda. Dengan jalan demikian Belanda mengharapkan Madura akan menyerah karen menderita kelaparan

Yang menjadi pertanyaan di benak Pemerhati Bangkalan Memory adalah “Siapakah Letnan Ramli tersebut?”


SEKILAS MENGENAI LETNAN RAMLI

Mempunyai nama lengkap R. Mohammad Ramli, di kalangan para pejuang dikenal dengan nama Ramli, dan ia merupakan seorang perwira BKR dengan pangkat Letnan yang dipercaya untuk memimpin Seksi I Kompi IV Batalyon III Resimen V Madura Barat dibawa pimpinan Mayor Mohammad Imbran dan bertugas untuk mempertahankan daerah pantai Kamal, Pier Timur dan Jungrate.

Ia gugur dalam suatu serangan “Berani Mati” (Jibaku), ketika berusaha untuk menghadang pendaratan tank-tank amfibi pasukan marinir yang diperkuat dengan pesawat terbang pada tanggal 5 Juli 1946 dengan cara mencoba menaiki salah satu tank amfibi tersebut.

Pada waktu sebelumnya disekitar Bulan Juni 1946, sudah terlihat gerak-gerik kapal patrili Belanda yang melakukan pengintaian terhadap daerah pertahanan kita, serta melancarkan gerakan pengelabuhan dengan melepaskan tembakan-tembakan ke pantai, bahkan mereka lebih meningkatkan provokasinya dengan menyeret kapal penyeberangan “Pamekasan” (milik DKA/PJKA) ke dermaga Angkatan Laut Mereka di Surabaya.

KISAH PERTEMPURAN DI KAMAL

Pada hari Jum’at  tanggal 5 Juli 1946, sekitar pukul 08:00 terlihat enam buah tank amphibi dan dilindungi oleh tiga buah pesawat udara jenis Mustang menuju Kamal. Pesawat udara itu pun sambil menembaki daerah pantai yang diduga terdapat pos-pos pertahanan kita, yang kemudian 6 buah tank amphibi Belanda terbagi dua menuju sasaran daerah pelabuhan DKA dan pelabuhan Pier Timur.


Letnan R. Mohammad Ramli dengan kejadian yang dihadapinya memerintahkan kepada anggota Seksinya melalui Komandan Regunya untuk tetap mempertahankan pos-posnya sekuat mungkin jangan sampai tentara Belanda dapat mendarat.

Tiga buah tank amphibi telah dapat mendarat dan menuju/melalui pelabuhan Pier Timur ke darat dengan mengeluarkan tembakan-tembakan dan dalam hal tersebut Letnan R. Mohammad Ramli memimpin Seksinya untuk menghadapi jangan sampai mendarat.

Dengan kekuatan dua regu yang bersenjatakan campuran dan diperkuat satu pucuk PSU kaliber 7 mm dan satu pucuk MG kaliber 7,7 mm dapat membalas tembakan-tembakan dari tiga tank amphibi tersebut. Karena kekuatan senjata yang tidak seimbangterpaksa sebagian regunya diperintahkan untukmundur dan melindungi sebagian regu lainnya dibawah pimpinan Letnan R. Mohammad Ramli yang menpertahankan pintu masuk dari Pier Timur dengan bersenjatakan pistol, keris dan pedang.


Dalam mempertahankan pintu Pier Timur tersebut, Letnan R. Mohammad Ramli dengan sebagian anggota regunya tetap melakukan tembak-menembak dengan tank amphibi terdepan dan akhirnya Letnan R. Mohammad Ramli berusaha naik ke atas tank amphibi dan tertembak sehingga gugur.

Di lain pos-pos pertahanan di daerah Pelabuhan DKA sebelah Barat mereka masih dapat melakukan perlawanan-perlawanan sehingga pihak Belanda tidak meneruskan penyerangannya lebih jauh ke daratan di Kamal. Dan sekitar pukul 13:00 tentara Belanda kembali ke Surabaya.

Almarhum R. Mohammad Ramli telah gugur, dan atas permintaan keluarganya (Ayah dan Ibunya) dimakamkan di pemakaman Asta Tinggi Sumenep, makam keluarga raja-raja Sumenep.


Atas keberanian dan kepahlawanan Letnan Ramli beserta kawan-kawannya maka Pemerintah Daerah Kabupaten Bangkalan, memberikan penghargaan berupa Nama Jalan yakni Jalan Letnan Ramli (yang berlokasi di Sak-Sak Timur Bangkalan), Jalan Letnan Abdullah (berlokasi di depan Pendopo Kabupaten), Letnan Singosastro (berlokasi di depannya BRI Cabang Bangkalan).

Dengan demikian mudah-mudahan pada Pemerhati Bangkalan Memory dapat mengetahui siapakah Letnan Ramli itu dan apa yang telah diberikan beliau terhadap Bangkalan atau Madura.

KERUGIAN DARI PIHAK KITA DALAM PERTEMPURAN KAMAL

Personel yang gugur :
1.    Letnan Satu R. Mohommad Ramli
2.    Letnan Abdullah (Sampang)
3.    Letnan Singosastro (Bangkalan)
4.    Tamtama Timbang (Kamal)
5.    Tamtama Bunadin (Kamal)
6.    Tamtama Reken (Kamal)
7.    Tamtama Lawi (Kamal)
8.    Tamtama Jalal (Kamal)
9.    Tamtama Munir (Kamal)

Personel yang luka :
1.    Letnan Saleh (Sumenep)
2.    Letnan Haris (Sumenep)
3.    Tamtama Kasidin (Kamal)
4.    Tamtama Hanan (Kamal)
5.    Tamtama Junus (Kamal)
6.    Tamtama Na’im (Kamal)
7.    Pimpinan DKA Sarmani (Surabaya)
8.    Tamtama yang namanya tidak dikenal (Ketapang/Sampang)

Materiil yang dirampas :
1.    MG kaliber 7,7 mm, satu pucuk
2.    Mesin Tulis
3.    Kendaraan Sedan
4.    Barang-barang milik Kepolisian Kamal

Sedangkan pihak Belanda dapat menangkap empat orang yang masing-masing bernama :
1.    Norimin, berasal dari Desa Baturubuh Kecamatan Kamal
2.    Marzuki, berasal dari agency Kamal
3.    Pak Ramjis, berasal dari Desa Kamal
4.    Pak Roji, bersak dari Desa Kamal


KERUGIAN DARI PIHAK TENTARA BELANDA

Dari pihak Belanda tidak diketahui berapa jumlah yang jatuh korban, dan menurut keterangan beberapa orang korban, mereka diangkut dan dimasukkan ke dalam tank amphibi.




Diketik Ulang Oleh :
Bangkalan Memory

Dari Sumber :
Buku Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di Madura


Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Copyright © BANGKALAN MEMORY | Powered by Bangkalan Memory Design by Bang Memo | Kilas Balik Bangkalan Tempo Dulu