Usul Pemerintah Repubilk Indonesia agar perundingan diadakan
tidak di daratan, tetapi diatas kapal dan tanpa senjata. Bahkan pembicaraan
diantaranya mengenai bantuan bahan makanan Belanda ke Madura, tetapi ditolah
oleh Tim dari pihak Indonesia yang mengakibatkan yang mengakibatkan blokade
ekonomi terhadap Madura, dilanjutkan dan diperhebat oleh Belanda. Dengan jalan
demikian Belanda mengharapkan Madura akan menyerah karen menderita kelaparan
Yang menjadi pertanyaan di benak Pemerhati Bangkalan Memory
adalah “Siapakah Letnan Ramli tersebut?”
SEKILAS MENGENAI
LETNAN RAMLI
Mempunyai nama lengkap R. Mohammad Ramli, di kalangan para
pejuang dikenal dengan nama Ramli, dan ia merupakan seorang perwira BKR dengan
pangkat Letnan yang dipercaya untuk memimpin Seksi I Kompi IV Batalyon III
Resimen V Madura Barat dibawa pimpinan Mayor Mohammad Imbran dan bertugas untuk
mempertahankan daerah pantai Kamal, Pier Timur dan Jungrate.
Ia gugur dalam suatu serangan “Berani Mati” (Jibaku), ketika
berusaha untuk menghadang pendaratan tank-tank amfibi pasukan marinir yang
diperkuat dengan pesawat terbang pada tanggal 5 Juli 1946 dengan cara mencoba
menaiki salah satu tank amfibi tersebut.
Pada waktu sebelumnya disekitar Bulan Juni 1946, sudah
terlihat gerak-gerik kapal patrili Belanda yang melakukan pengintaian terhadap
daerah pertahanan kita, serta melancarkan gerakan pengelabuhan dengan
melepaskan tembakan-tembakan ke pantai, bahkan mereka lebih meningkatkan
provokasinya dengan menyeret kapal penyeberangan “Pamekasan” (milik DKA/PJKA) ke dermaga Angkatan Laut Mereka di
Surabaya.
KISAH PERTEMPURAN DI
KAMAL
Pada hari Jum’at tanggal
5 Juli 1946, sekitar pukul 08:00 terlihat enam buah tank amphibi dan dilindungi
oleh tiga buah pesawat udara jenis Mustang menuju Kamal. Pesawat udara itu pun
sambil menembaki daerah pantai yang diduga terdapat pos-pos pertahanan kita,
yang kemudian 6 buah tank amphibi Belanda terbagi dua menuju sasaran daerah
pelabuhan DKA dan pelabuhan Pier Timur.
Letnan R. Mohammad Ramli dengan kejadian yang dihadapinya
memerintahkan kepada anggota Seksinya melalui Komandan Regunya untuk tetap
mempertahankan pos-posnya sekuat mungkin jangan sampai tentara Belanda dapat
mendarat.
Tiga buah tank amphibi telah dapat mendarat dan
menuju/melalui pelabuhan Pier Timur ke darat dengan mengeluarkan
tembakan-tembakan dan dalam hal tersebut Letnan R. Mohammad Ramli memimpin
Seksinya untuk menghadapi jangan sampai mendarat.
Dengan kekuatan dua regu yang bersenjatakan campuran dan
diperkuat satu pucuk PSU kaliber 7 mm dan satu pucuk MG kaliber 7,7 mm dapat
membalas tembakan-tembakan dari tiga tank amphibi tersebut. Karena kekuatan
senjata yang tidak seimbangterpaksa sebagian regunya diperintahkan untukmundur
dan melindungi sebagian regu lainnya dibawah pimpinan Letnan R. Mohammad Ramli
yang menpertahankan pintu masuk dari Pier Timur dengan bersenjatakan pistol,
keris dan pedang.
Dalam mempertahankan pintu Pier Timur tersebut, Letnan R.
Mohammad Ramli dengan sebagian anggota regunya tetap melakukan tembak-menembak
dengan tank amphibi terdepan dan akhirnya Letnan R. Mohammad Ramli berusaha
naik ke atas tank amphibi dan tertembak sehingga gugur.
Di lain pos-pos pertahanan di daerah Pelabuhan DKA sebelah
Barat mereka masih dapat melakukan perlawanan-perlawanan sehingga pihak Belanda
tidak meneruskan penyerangannya lebih jauh ke daratan di Kamal. Dan sekitar pukul
13:00 tentara Belanda kembali ke Surabaya.
Almarhum R. Mohammad Ramli telah gugur, dan atas permintaan keluarganya
(Ayah dan Ibunya) dimakamkan di pemakaman Asta Tinggi Sumenep, makam keluarga
raja-raja Sumenep.
Atas keberanian dan kepahlawanan Letnan Ramli beserta kawan-kawannya maka
Pemerintah Daerah Kabupaten Bangkalan, memberikan penghargaan berupa
Nama Jalan yakni Jalan Letnan Ramli (yang berlokasi di Sak-Sak Timur Bangkalan), Jalan Letnan Abdullah (berlokasi di depan Pendopo Kabupaten), Letnan Singosastro (berlokasi di depannya BRI Cabang Bangkalan).
Dengan
demikian mudah-mudahan pada Pemerhati Bangkalan Memory dapat mengetahui
siapakah Letnan Ramli itu dan apa yang telah diberikan beliau terhadap
Bangkalan atau Madura.
KERUGIAN DARI PIHAK KITA
DALAM PERTEMPURAN KAMAL
Personel yang gugur :
1. Letnan Satu R. Mohommad Ramli
2. Letnan Abdullah (Sampang)
3. Letnan Singosastro (Bangkalan)
4. Tamtama Timbang (Kamal)
5. Tamtama Bunadin (Kamal)
6. Tamtama Reken (Kamal)
7. Tamtama Lawi (Kamal)
8. Tamtama Jalal (Kamal)
9. Tamtama Munir (Kamal)
Personel yang luka :
1. Letnan Saleh (Sumenep)
2. Letnan Haris (Sumenep)
3. Tamtama Kasidin (Kamal)
4. Tamtama Hanan (Kamal)
5. Tamtama Junus (Kamal)
6. Tamtama Na’im (Kamal)
7. Pimpinan DKA Sarmani (Surabaya)
8. Tamtama yang namanya tidak dikenal
(Ketapang/Sampang)
Materiil yang dirampas :
1. MG kaliber 7,7 mm, satu pucuk
2. Mesin Tulis
3. Kendaraan Sedan
4. Barang-barang milik Kepolisian Kamal
Sedangkan pihak
Belanda dapat menangkap empat orang yang masing-masing bernama :
1. Norimin, berasal dari Desa Baturubuh
Kecamatan Kamal
2. Marzuki, berasal dari agency Kamal
3. Pak Ramjis, berasal dari Desa Kamal
4. Pak Roji, bersak dari Desa Kamal
KERUGIAN DARI PIHAK TENTARA BELANDA
Dari pihak Belanda tidak diketahui berapa jumlah yang jatuh
korban, dan menurut keterangan beberapa orang korban, mereka diangkut dan
dimasukkan ke dalam tank amphibi.
Diketik Ulang Oleh :
Bangkalan Memory
Dari Sumber :
Buku Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di Madura
0 Comments:
Posting Komentar