Anggidhanna
Bapak Moh. Hasan
Sasra
(Budayawan Bangkalan
Madura)
Sekarang saya akan bercerita
tentang Tanda Serrat dan Tanda Anggrek.
Cerita Tanda Serrat dan Tanda
Anggrek ini terjadinya di Desa Tonjung, di Kecamatan Burneh, Kabupaten
Bangkalan.
Dulu di Tonjung, ada anak sesepuh
kampung yang bernama Tanda Serrat. Tanda Serrat ini orangnya tinggi besar dan
pandai pencak silat.Karena dia seorang Pendekar Pencak Silat yang berbadan
tinggi besar, dia mempunyai tabiat yang tidak baik seperti suka memukul orang
dan bermain wanita.
Tidak ada seorangpun di desa ini
yang berani melawan Tanda Serat. Mengapa…???
Karena kalau ada yang berani
melawan, benar – benar akan merasakan pukulan Tanda Serrat.
Belum ada yang bisa
mengalahkannya karena dia Pendekar Pencak Silat dan orangnya tinggi besar.
Untung Tanda
Serrat ini tinggal di kampung Tonjung. Mengapa..???
Karena Tonjung jadi aman,
tidak ada orang yang mengganggu, tidak ada pencuri.
Mengapa tidak ada maling…???
Karena kalau terdengar oleh Tanda Serrat, maka maling itu akan dihukum dengan
caranya sendiri,dipukuli, ditempelengi, dan diinjak-injak.
Jadi aman, tidak ada
orang yang mengganggu di kampung Tonjung ini. Salah satu kegemaran Tanda Serrat
adalah mengadu atau menyabung ayam.
Jeleknya, kalau Tanda Serrat kalah saat
menyabung ayam, jika ayamnya kalah, maka ayam lawan akan ditangkap oleh Tanda
Serrat dan disembelih di depan pemiliknya.
Jadi kalau ayamnya kalah, maka ayam
lawannya ditangkap dan disembelih oleh Tanda Serrat. Pemiliknya hanya bisa
ternganga-nganga saja, tidak berani melawan karena kalau melawan, sudah pasti
akan dipukuli oleh Tanda Serrat. Tanda Serrat juga terkenal di desa - desa
sekitar desa Tonjung. Diceritakan juga bahwa di dekat desa Tonjung itu ada desa
lain yang bernama desa Alas Kembang. Sesepuh desa Alas Kembang, yang istrinya
adalah bibi Tanda Serrat, mempunyai seorang anak gadis yang bernama Sare Bate.
Jadi dari percampuran keluarga,
Tanda Serrat dan Sare Bate adalah sepupu Sare Bate itu orangnya cantik, kuning
langsat dan montok, tidak ada kurangnya. Jalannya lemah gemulai bagaikan menari
mengikuti suara kalembang, ayunan lengannya indah bagaikan rotan mengayun. Kedipan
matanya sangat indah, bagaikan kelip api lentera yang ditiup angin, sangat
cantik.
Pendek kata, kecantikan Sare Bate sangat terkenal di mana - mana,
termasuk di desa Tonjung. Tanda Serrat mendengar bahwa katanya gadis cantik di
desa Alas Kembang itu kebetulan masih anak bibinya. Dia anak gadis untuk melamar Sare Bate. Tanpa didampingi
sesepuh, Tanda Serrat berangkat sendirian. Dia berpikir bahwa paman dan bibinya
pasti akan menerima Tanda Serrat karena paman dan bibinya tentu sudah mendengar kemashurannya.
Tanda Serrat sudah sampai di desa Alas Kembang. Setelah dicari-cari,
akhirnya ketemu juga rumah bibinya. Sesampainya di pagar rumah, dia memanggil -
manggil, “Sare Bate”…!!!
Sare Bate yang mendengar namanya dipanggil-panggil, keluar
rumah. Begitu muncul gadis cantik jelita, Tanda Serat tambah terperangah. “
Duh, baru kali ini aku berjumpa
gadis yang cantiknya seperti ini. Sayang kalau gadis secantik ini didapatkan
orang lain. Akan saya peristri sendiri sepupu saya ini. ”pikir Tanda Serrat
dalam hati”.
Saat Sare Bate mendekat, dipegang
lengannya oleh Tanda Serrat lalu didudukkan di pangkuannya.
Tentunya Sare Bate terkejut,
"Siapa pria ini, kok begini kelakuannya...???"
Tanda Serrat berkata, “Aku ini
keponakan ibumu, Sare Bate.”
“Ya, meskipun kamu adalah
sepupuku,” Kata Sare Bate,“ jangan bertindak tidak patut begini, tidak pantas.
Kalau dilihat orang lain, apalagi kalau sampai terdengar orang lain. Kenapa
kamu bertindak tidak sopan”…???
”Kebetulan orang tua Sare Bate
keluar dan melihat kelakuan Tanda Serrat. Berkatalah bibinya, "Tanda
Serrat, kok kelakuanmu seperti itu, Nak? Sare Bate itu sudah bertunangan.
Nanti
kalau terdengar tunangannya, dia tidak akan suka.”
“Bibiku,” kata Tanda Serat,“ kalau
memang Sare Bate itu sudah punya tunangan, saya akan pergi mencari tunangannya,
akan saya kalahkan dia, kalau perlu saya bunuh.”
Ayah Sare Bate, sesepuh yang
disegani di Alas Kembang marah mendengar tantangan Tanda Serrat yang seperti
itu walaupun mereka masih ada hubungan keluarga.“ Ponakanku, Tanda Serrat ,”kata
ayah Sare Bate,“
Sare Bate itu sudah bertunangan dengan
Tanda Anggrek, anak dari saudara perempuan saya yang ada di Klampis.
Kalau kamu
benar - benar menginginkan Sare Bate, carilah Tanda Anggre. Biar ketahuan siapa
yang menang. ”Tanda Serrat pun ikut panas,“
Hei paman, seperti yang saya
katakan tadi setinggi apapun ilmu Tanda Anggrek, akan saya layani. Tidak mau
dipermalukan, lebih baik saya mati, sebagai orang Madura. Akan saya cari si
Tanda Anggrek.”
Setelah
berpamitan, Tanda Serrat kembalike Tonjung, mengambil ayam aduan dan cluritnya untuk
membunuh Tanda Anggrek. Dia melewati jalan-jalan kecil di bawah gunung menuju
ke Klampis. Saat banyak orang sedang berkumpul mengadu ayam, datang Tanda
Serrat.
Tanda Serrat dan Tanda Anggrek sudah
saling kenal di tempat adu ayam.Karena keduanya suka mengadu ayam, mereka sudah
saling kenal. Tapi mereka tidak tahu bahwa mereka masih punya hubungan
keluarga. Karena Tanda Serrat sudah tahu bahwa Tanda Anggrek ada di tempat ini,
dia langsung mencari Tanda Anggrek untuk diajak berkelahi. Sambil membawa
cluritnya, ayam - ayam
Tanda Serrat, mereka diam saja
dan pelan - pelan menjauh hingga hanya Tanda Anggrek yang tertinggal.“
Tanda Serrat, apa maksudmu
bertingkah seperti ini…???
Seperti orang mabuk saja.”
Tanda Anggrek , ayo adu ayammu
dengan ayamku.”
“Taruhannya apa…??? ”tanya Tanda
Anggrek.“
Sare Bate. Yang menang bisa
menikahi Sare Bate….!!!
Kalau ayammu menang, kamu bisa
mengambil Sare Bate jadi istrimu.
Kalau ayamku yang menang, Sare
Bate akan menjadi istriku.”
“Oh, jadi itu maumu, Tanda Serrat”….!!!
“Ayo keluarkan ayammu.”….!!!
Akhirnya kedua ayam saling
dihadapkan dan terus dilepaskan. Keduanya memang ayam pilihan, saling cakar,
saling tanduk.Akhirnya dada ayam Tanda Serrat sobek terkena tanduk ayamnya
Tanda Anggrek . Dan ayam Tanda Serrat pun lari dikejar oleh ayam Tanda
Anggrek.Melihat ayamnya dikejar oleh ayam Tanda Anggrek, ditangkap ayam itu.
Lalu cluritnya diambil dan disabetkan ke leher ayam tanda Anggre.Tanda Anggrek
sangat terkejut….!!!
Ketika muda Tanda Anggrek pernah
mondok dan belajar ilmu kanuragan, langsunglah dia me nen dang dada Tanda
Serrat….Tanda Serrat jatuh, tapi bangun lagi
dan keduanya bertarung lagi.
Si Tanda Anggrek tidak membawa
senjata apa-apa tapi Tanda Serrat mengeluarkan cluritnya dan menebaskannya. Pertarungan
ini tidak seimbang sebab badan Tanda Anggrek tidak besar, tapi sedang-sedang
saja. Apa lagi Tanda Serrat memakai clurit.
Akhirnya sabetan clurit Tanda
Serrat merobek perut Tanda Anggrek hingga keluar ususnya dan matilah dia. Tanda Serrat pun tercengang. “ Aduh, kenapa
aku bisa seperti ini…???
Bisa dibutakan oleh kebencianku...?!?
Padahal Tanda Anggrek masih ada hubungan keluarga denganku.”
Dia mendekati jenazah Tanda
Anggrek , menangis terisak-isak menyesali diri sambil menyanyikan kidung
terkenal berjudul ‘Tantang’ seperti ini
:
(Seset Mera deddi Biruuuu….)
“Capung
merah menjadi hijau, jika capung itu terbang di bawah cahaya." Sambil
menangis dia. Tanda Serrat sangat menyesal. Telah berbuat salah... begitu
mudahnya berbuat salah, benar-benar menyesal. Wahai saudaraku janganlah tamak.
Orang yang tamak akan menyesal belakangan” tangis Tanda Serrat,
Menangisi perbuatannya sendiri, menyesal
saat mengingat bahwa dirinya itu tamak.
"Aduh menyesal, menyesal
sekali, tidak bisa diputarbalikkan lagi, yang ada tinggal penyesalan, tinggal
kematian saudara sendiri. Menuruti hawa nafsu dan kebencian. Saudaraku
janganlah tamak, karena akan berakhir dengan penyesalan."
Sambil menangis
Tanda Serrat menggendong mayatnya Tanda Anggrek,dibawa ke kantor polisi dan ia
menyerahkan diri mengakui kesalahannya bahwa dia telah membunuh orang.
Akhirnya, pemerintah menghukumnya
dan ia dibuang jauh dari Madura.
Beginilah anak-anak, kisah
seseorang yang penuh angkara murka. sifat itu tidak baik dan biasanya akan
menyesal setelah terjadi.
Penyesalan tidak pernah datang leb ih dulu, biasanya
datang belakangan....!!!
Inilah cerita “Tanḍâ Sèrrat bi' Tanḍâ Anggrè' “ yang terjadi di desa Tonjung,
kecamatan Burneh, kabupaten Bangkalan...!?!
Eanggit pole : Doink
0 Comments:
Posting Komentar